Ditulis oleh Firdinan M. Fuad, S.I.P
(Tulisan ini memiliki hak cipta. Dikutip dari buku karya Firdinan M. Fuad, 2019, Jalur Cepat Menyusun Disertasi dalam Waktu 1 Tahun, Yogyakarta: Paramitra Media Grup)
Tinjauan atau telaah pustaka dilakukan sebagai bagian dari proses penyusunan proposal disertasi. Di bagian ini, kita perlu meninjau atau menelaah berbagai referensi terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. Di beberapa fakultas atau program studi, tinjauan atau telaah pustaka dilakukan atas penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai aspek-aspek tertentu yang serupa dengan penekanan berbeda dari penelitian yang kita lakukan sekarang. Dalam beberapa fakultas atau program studi yang lain, tinjauan atau telaah pustaka berisi kajian-kajian terhadap berbagai jurnal terkini yang membahas topik serupa, khususnya untuk mengetahui kebaruan topik yang diteliti dan apa kontribusi yang dapat diberikan oleh penelitian yang kita lakukan. Akhirnya, di beberapa fakultas atau program studi yang lainnya lagi, tinjauan atau telaah pustaka berisi tentang kajian-kajian terhadap berbagai referensi yang menjelaskan teori-teori dan konsep-konsep utama yang kita teliti di lapangan. Kita mendefinisikan konsep-konsep utama, mengkasifikasi aspek-aspek yang berhubungan dengannya, mengelaborasi unsur-unsur yang terkandung di dalamnya atau melekat padanya, dan mengidentifikasi parameter serta indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukurnya di dalam penelitian empiris dengan merujuk pada berbagai referensi yang tersedia. Kita mengelaborasi berbagai konsep utama, parameter dan indikator-indikator tersebut serta mengkonstruksinya membentuk landasan teori yang nantinya kita gunakan sebagai basis kerangka pemikiran atau konsep penelitian kita.
Meninjau atau menelaah pustaka tidak cukup hanya mengambil dan mencantumkan berbagai kutipan, baik teori, konsep, parameter atau indikator-indikator dari berbagai referensi. Kita juga perlu mengkaji dan mengelaborasi kutipan-kutipan tersebut dengan bahasa sendiri, kemudian dipadupadankan dengan topik penelitian, khususnya disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Integrasi berbagai kutipan yang terkait dengan teori, konsep, parameter dan indikator tersebut dengan alur logika penelitian kita memungkinkan kita mampu membangun suatu landasan teori yang dapat mendukung kerangka pemikiran atau konsep penelitian. Jika kita tidak melakukan tinjauan atau telaah pustaka secara tepat, kita umumnya akan kehilangan arah dan tidak tahu landasan teori seperti apa yang perlu kita bangun dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian seperti apa yang perlu kita konstruksi berdasarkan berbagai referensi yang dikutip dan dikaji tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, kita perlu melakukan kajian konsep-konsep utama secara mendalam, sehingga akhirnya kita memahami benar definisi konseptual konsep-konsep utama yang digunakan dan definisi operasional konsep-konsep tersebut dalam penelitian di lapangan. Kajian atas konsep-konsep dasar yang digunakan untuk membuat landasan teori tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga kita sebagai peneliti dapat menyajikan posisi teoretis penelitian yang akan kita lakukan dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, jurnal-jurnal yang terkini atau berbagai buku terkait yang telah dipublikasikan sebelumnya. Selain itu, di bagian tinjauan atau telaah pustaka, kita dapat menghadirkan pendapat kita sendiri sebagai penutup atau penyimpul dari berbagai pendapat yang dikutip, baik terkait dengan teori-teori atau konsep utama maupun terkait dengan parameter atau indikator dari konsep-konsep utama tersebut.
Bagian tinjauan atau telaah pustaka sebenarnya menjadi cermin dari alur logika kita sebagai penyusun disertasi. Sistematika dari tinjauan atau telaah pustaka dapat menjadi indikasi kemampuan intelektual kita dalam mengkerangkakan basis-basis teoretis dan konseptual utama yang nantinya menjadi landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian sesuai dengan topik dan judul penelitian serta sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Jika kita dapat mengkerangkakan teori-teori, konsep, parameter dan indikator tersebut secara konsisten, diharapkan kita sejak awal sudah mampu membayangkan apa data yang diperlukan, bagaimana teknik pengumpulan data, dan bagaimana data itu nantinya dianalisis dengan kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang telah dibangun sebelumnya.
Dalam banyak kasus konsultasi akademik selama ini, mahasiswa S3 seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan tinjauan atau telaah pustaka karena mereka belum memahami rumusan masalah dan tujuan penelitian mereka sendiri, sehingga mereka pada akhirnya tidak mampu memilah-milah dan memilih konsep-konsep utama yang relevan sekaligus parameter dan indikator-indikator dari setiap konsep yang digunakan. Jika kelemahan ini kita alami, kita cenderung kesulitan menggambarkan kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang digunakan. Kesulitan ini diperburuk oleh rendahnya kemampuan kita untuk mengumpulkan dan menyediakan berbagai macam referensi terkait yang diperlukan. Setelah referensi terkumpul, kita masih terkendala dengan bahasa Inggris karena referensi-referensi terbaru umumnya merupakan publikasi asing dengan bahasa Inggris. Kalaupun kita telah mampu membaca dan memahami isi dari referensi-referensi tersebut, kita pada umumnya juga masih kesulitan untuk melakukan tinjauan pustaka atau telaah pustaka yang dilanjutkan dengan pembuatan landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian.
Idealnya ketika topik dan judul penelitian sudah ditetapkan dan diterima dosen pembimbing, dalam hal ini promotor dan kopromotor, berbagai referensi terkini yang terkait sudah tersedia dengan kualitas dan kuantitas memadai. Referensi-referensi tersebut dapat berupa penelitian-penelitian terdahulu, jurnal-jurnal terbaru (biasanya lima tahun terakhir), buku-buku umum, buku-buku pegangan atau ensiklopedia, dan berbagai publikasi yang lain yang relevan dengan tujuan penelitian. Ketersediaan referensi dengan kualitas dan kuantitas yang memadai memungkinkan cepatnya kita mengakses referensi yang ada ketika diperlukan. Cepatnya akses ini membuat kita lebih fokus dalam berpikir dan menulis tinjauan atau telaah pustaka ketika suasana hati sedang tertuju pada aliran ide-ide positif yang mengalir deras. Dalam banyak kasus konsultasi disertasi yang saya tangani selama ini, salah satu masalah utama yang menyebabkan kita lambat menyusun tinjauan atau telaah pustaka adalah tidak memadainya ketersediaan referensi yang relevan. Akibatnya, ketika ide-ide besar kita sedang mengalir deras, aliran tersebut terputus karena referensi yang kita butuhkan ternyata tidak tersedia secara memadai.
Untuk membuat landasan teori yang tepat dan nantinya dapat mencapai tujuan penelitian secara konsisten, kita perlu menguasai dasar-dasar filosofis dari teori-teori, konsep-konsep, paramater-parameter, dan indikator-indikator utama yang digunakan dalam penelitian. Penguasaan filosofis ini memungkinkan pikiran kita untuk mengkonstruksi batasan-batasan pemikiran teoretis dan konseptual yang lebih luas, lebih tinggi, dan lebih mendalam. Pemahaman batasan-batasan ini memudahkan kita untuk memahami dan menggambarkan ruang lingkup dari landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang sedang dikonstruksi. Pemahaman dan penggambaran seperti ini umumnya bersifat holistik, sehingga kita relatif mampu untuk membayangkan seperti apa penelitian nantinya akan kita lakukan dengan data hasil penelitian yang memadai. Konsistensi logika di dalam landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang dikonstruksi dapat dilihat dari kesesuaian antara teori-teori, konsep-konsep, parameter-parameter, dan indikator-indikator dalam tinjauan atau telaah pustaka.
Salah satu indikasi utama dari tinjauan atau telaah pustaka yang baik adalah bahwa pembaca dapat secara langsung memahami bagaimana masalah penelitian nantinya akan dapat kita pecahkan melalui penelitian lapangan. Oleh karena itu, kita perlu menyusun dan mempresentasikan tinjauan atau telaah pustaka secara runtut dan konsisten dengan bahasa yang mengalir, enak dibaca dan mudah dipahami. Tinjauan atau telaah pustaka ini dapat diikuti sampai terbentuknya landasan teori yang kokoh, yang pada akhirnya pemahaman mudah dicapai oleh pembaca terhadap kerangka pemikiran atau konsep penelitian. Sekali membaca kerangka pemikiran atau konsep penelitian, pembaca dapat langsung memahami inti dari topik yang dikaji dalam penelitian, bahkan dapat dibayangkan nantinya analisis akan dilakukan seperti apa dan temuan apa yang dapat diperkirakan dari analisis-analisis data pada level doktoral. Kemudahan memahami kerangka pemikiran atau kerangka konsep penelitian tersebut karena konsep-konsep utama yang disajikan di bagian ini benar-benar merupakan konsep-konsep inti yang saling berinteraksi membangun kerangka teoretis yang kokoh dan komprehensif dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian.
Dalam beberapa program studi, kerangka pemikiran atau konsep penelitian seringkali dirinci lebih lanjut dengan menurunkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih aplikatif, khususnya dalam penelitian kualitatif. Pertanyaan-pertanyaan aplikatif ini merupakan penuntun bagi peneliti mengenai data apa saja yang diperkirakan nantinya perlu dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian di proposal disertasi. Dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang lebih aplikatif ini, data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dapat diperkirakan sesuai dengan garis konsep, parameter dan indikator yang digunakan. Di bagian ini, kita dapat menjelaskan data apa saja yang kira-kira nantinya kita butuhkan untuk pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Kemampuan kita merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan data apa saja yang kira-kira dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian merefleksikan kemampuan yang komprehensif untuk membangun konsistensi logika antara bagian topik dan tujuan penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian, tinjauan atau telaah pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian, serta metodologi penelitian, analisis data, dan kesimpulan.
Dalam penelitian kuantitatif, setelah kerangka pemikiran atau konsep penelitian kita tidak menyajikan pertanyaan-pertanyaan penelitian aplikatif, melainkan pengembangan hipotesis. Bagian ini memuat dugaan peneliti mengenai ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Hubungan antara dua variabel tersebut bersifat korelatif, sedangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat regresif. Dugaan-dugaan peneliti ini didasarkan pada temuan-temuan dari penelitian terdahulu tentang ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh tersebut dan hubungan atau pengaruh tersebut positif atau negatif. Di bagian ini, peneliti menyajikan penelitian yang mendukung atau tidak mendukung, lalu berdasarkan hal tersebut, peneliti merumuskan hipotesisnya sendiri untuk duji dalam penelitian. Kebenaran suatu teori dilihat dari temuan diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut. Jika hipotesis tersebut diterima, berarti teori yang mendasarinya dianggap benar untuk konteks tertentu atau terverifikasi secara empiris. Sebaliknya jika hipotesis tersebut ditolak, berarti teori yang mendasarinya dianggap salah untuk konteks tertentu atau tidak terverifikasi secara empiris. Pada penelitian kualitatif, kita tidak perlu mengembangkan hipotesis tersebut.
Dalam banyak kasus konsultasi disertasi yang saya tangani selama ini mahasiswa ternyata masih sulit membedakan pendekatan paradigmatis penelitian yang dilakukan. Mereka sulit membedakan apakah penelitian mereka mereka termasuk kuantitatif deduktif atau kualitatif induktif, sehingga mereka otomatis tidak memahami konsekuensi memilih salah satu pendekatan paradigmatis itu untuk penelitian mereka. Akibatnya, di tingkat praktis, mereka juga tidak mampu melakukan tinjauan atau telaah pustaka sesuai dengan itu. Mereka juga kesulitan membuat landasan teori sesuai dengan itu, kesulitan membangun kerangka pemikiran atau konsep penelitian sesuai dengan itu, dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian aplikatif atau pengembangan hipotesis sesuai dengan itu. Masalah ini sering diperburuk oleh latarbelakang akademik yang berbeda antara mahasiswa dan dosen pembimbing, dalam hal ini promotor dan kopromotor. Mahasiswa S3 yang selama ini terbiasa dengan pendekatan kuantitatif akan merasa bingung dengan arahan dosen pembimbing yang lebih memilih pendekatan kuantitatif. Sebaliknya, mereka yang terbiasa dengan pendekatan kuantitatif sering mengalami kesulitan paradigmatis untuk mengikuti arahan dosen pembimbing yang memilih pendekatan kualitatif.
Setiap paradigma menuntut pengembangan kerangka teoretis dan konseptual yang berbeda-beda. Sejak awal, kita harus mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing apa pilihan paradigma yang paling tepat bagi topik, judul dan tujuan penelitian. Dengan konsultasi intensi ini, kita akan lebih mudah memilih teori-teori dan konsep-konsep utama yang harus kita elaborasi dan telaah secara mendalam di bagian tinjauan atau telaah pustaka. Di luar tradisi positivisme, pengembangan landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian berbeda-beda. Hal ini karena landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitiak tidak harus disusun terlebih dahulu secara terperinci. Karena tujuannya bukan untuk verifikasi empiris, teori-teori, konsep-konsep, parameter-parameter, dan indiktor-indikator yang ditinjau atau ditelaah, kemudian disusun menjadi landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian, sifatnya bukan penentu untuk diuji di lapangan, tetapi hanya sebagai pengarah proses penelitian di lapangan. Bagi peneliti ahli, penelitian menggunakan metode studi kasus, fenomenologi, grounded research, dan etnografi dapat dilakukan tanpa harus menyusun landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian tersebut. Hal ini karena bagi pendekatan tersebut, peneliti harus berusaha bersikap objektif dengan mengosongkan pikiran dari kerangka teoretis apa pun ketika memasuki lapangan untuk meneliti. Dengan logika induktif peneliti ahli akan melakukan proses abstraksi atas fakta-fakta yang ditemukan di lapangan sampai akhirnya ia menemukan pola-pola sebagai temuan penelitian. Akan tetapi, semua itu hanya dapat dilakukan peneliti ahli. Bagi mahasiswa S3 pemula, penyusunan proposal disertasi yang memuat bagian tinjauan atau telaah pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian serta berbagai pertanyaan penelitian aplikatif atau pengembangan hipotesis berfungsi sebagai upaya presentasi penguasaan teori-teori, konsep-konsep, parameter-parameter dan indikator-indikator dari mahasiswa S3 yang nantinya akan melakukan penelitian, sehingga dosen pembimbing, dalam hal ini promotor dan ko-promotor, benar-benar bisa merasa lega karena mahasiswa bimbingannya sudah memahami benar dasar-dasar paradigmatis dari pendekatan yang dipilih untuk penelitiannya. Selain itu, fungsi tinjauan atau telaah pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran atau konsep penelitian itu adalah untuk membangun kesepahaman dengan dosen pembimbing mengenai posisi intelektual peneliti di tengah berbagai tradisi intelektual yang ada, berikut pendekatan, metode maupun teknik turunannya. Dengan adanya kesepahaman tersebut, bagian tinjauan atau telaah pustaka dan kerangka pemikiran atau kerangka konsep penelitian dapat digunakan mahasiswa untuk mengantisipasi terjadinya perbedaan pandangan sejak awal dengan dosen pembimbing, sehingga dapat mempercepat penyelesaian penulisan disertasi.
Berikut adalah 10 pertanyaan sering diajukan terkait dengan proses tinjauan atau telaah pustaka dalam penyusunan proposal disertasi:
1. Apa itu tinjauan atau telaah pustaka dalam proposal disertasi?
Tinjauan atau telaah pustaka adalah bagian dari proposal disertasi di mana peneliti mengkaji dan menganalisis referensi terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Tujuannya adalah untuk memahami konteks, kontribusi, dan kebaruan penelitian yang akan dilakukan.
2. Mengapa tinjauan pustaka penting dalam penelitian disertasi?
Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk memahami teori, konsep, dan temuan sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian. Ini juga membangun landasan teori yang kokoh dan membantu dalam merumuskan kerangka pemikiran yang jelas.
3. Apa yang perlu dipertimbangkan saat melakukan tinjauan pustaka?
Peneliti harus mempertimbangkan relevansi, kualitas, dan kebaruan dari referensi yang digunakan. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan kutipan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menciptakan alur logika yang konsisten.
4. Bagaimana cara memilih referensi yang tepat untuk tinjauan pustaka?
Pilih referensi yang relevan dengan topik penelitian, termasuk penelitian terdahulu, jurnal terkini, dan buku-buku teoretis. Pastikan referensi tersebut mencakup berbagai perspektif dan kontribusi yang dapat membantu menjelaskan posisi penelitian.
5. Apa yang dimaksud dengan landasan teori dalam konteks tinjauan pustaka?
Landasan teori adalah kerangka konseptual yang dibangun berdasarkan hasil tinjauan pustaka. Ini berfungsi sebagai dasar untuk menganalisis data dan menjawab pertanyaan penelitian, serta menunjukkan posisi teoretis dari penelitian yang dilakukan.
6. Bagaimana cara mengintegrasikan kutipan dalam tinjauan pustaka?
Integrasikan kutipan dengan menjelaskan bagaimana kutipan tersebut mendukung argumen atau posisi penelitian. Elaborasi kutipan dengan bahasa sendiri dan kaitkan dengan rumusan masalah serta tujuan penelitian.
7. Apa yang harus dilakukan jika kesulitan menemukan referensi yang relevan?
Jika kesulitan, coba cari di basis data akademik, perpustakaan, atau platform jurnal online. Kolaborasi dengan dosen pembimbing atau rekan sejawat juga dapat membantu dalam menemukan referensi yang diperlukan.
8. Bagaimana cara membedakan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam tinjauan pustaka?
Penelitian kuantitatif cenderung fokus pada pengembangan hipotesis dan hubungan antar variabel, sementara penelitian kualitatif lebih menekankan pemahaman mendalam tentang konsep dan fenomena. Setiap pendekatan memerlukan strategi tinjauan pustaka yang berbeda.
9. Apa yang harus dilakukan jika kesulitan memahami literatur dalam bahasa Inggris?
Jika mengalami kesulitan, pertimbangkan untuk mencari sumber dalam bahasa yang lebih familiar atau gunakan alat terjemahan. Mengikuti kursus bahasa Inggris atau membaca referensi dalam bahasa asli juga dapat membantu meningkatkan pemahaman.
10. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka yang sistematis dan koheren?
Untuk menyusun tinjauan pustaka yang baik, mulai dengan menentukan struktur yang jelas (misalnya, berdasarkan tema, teori, atau kronologis), kemudian susun referensi secara logis, dan pastikan setiap bagian saling terhubung untuk membentuk alur cerita yang kohesif.
Jasa Terjemahan
Anda seorang dosen, doktor, profesor dan peneliti yang sangat sibuk dan mengalami kesulitan menyusun jurnal dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris berstandar internasional? Kami di Mitragama siap membantu Anda.
Hubungi kami: 081331977939
Mengenai Layanan Penerjemahan, silakan Klik di sini!