Ditulis oleh Firdinan M. Fuad, S.I.P
(Tulisan ini memiliki hak cipta. Dikutip dari buku karya Firdinan M. Fuad, 2019, Jalur Cepat Menyusun Disertasi dalam Waktu 1 Tahun, Yogyakarta: Paramitra Media Grup)
Metodologi merupakan ilmu yang harus kita kuasai untuk dapat melakukan penelitian dengan baik. Metodologi penelitian harus dapat dirumuskan secara tepat agar penelitian dapat dilakukan secara tepat dan data hasil penelitian ddiperoleh secara optimal dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tanpa menguasai metodologi penelitian yang baik, kita seringkali kehilangan arah, menemui jalan-jalan buntu, dan akhirnya tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan di lapangan. Dampak terburuk gagalnya penguasaan metodologi penelitian yang baik adalah bahwa kita kehabisan waktu, biaya dan energi pada saat turun ke lapangan, tetapi kita tidak mampu mengumpulkan dan memperoleh data dalam jumlah dan dengan kualitas yang memadai. Jika kondisinya seperti itu, kita akan sulit melakukan analisis data, apalagi menyempurnakan penyelesaian penulisan disertasi. Jika tidak ada jalan lain, satu-satunya jalan menyelamatkan hal ini adalah memanipulasi data, walau tindakan ini tidak dapat dibenarkan secara etis.
Untuk merumuskan metodologi penelitian yang baik, pertama, kita harus memahami benar masalah penelitian yang telah kita rumuskan, apa tujuan penelitian yang telah kita tetapkan, seperti apa landasan teori serta kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang telah dibangun. Dengan memahami beberapa aspek paling mendasar tersebut, kita lebih mampu memahami jenis data seperti apa yang perlu kita kumpulkan di lapangan dan data itu nantinya akan kita olah dan analisis dengan cara seperti apa. Dengan pemahaman seperti itu, kita dapat memahami jenis penelitian seperti apa yang akan kita lakukan, apa pendekatan yang digunakan, dan apa metode penelitian yang akan diterapkan. Jika perlu, kita hendaknya memaparkan alasan-alasan atau argumentasi filosofis atau metodologis dari pemilihan jenis penelitian, penggunaan pendekatan, dan penerapan metode penelitian tersebut. Selain itu, kita perlu menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari jenis, pendekatan, dan metode penelitian tersebut jika diterapkan untuk mengumpulkan data dalam penelitian doktoral ini. Pemahaman filosofis dan metodologis tersebut menunjukkan kesiapan peneliti dengan penelitian yang akan dilakukan di lapangan.
Kita perlu mendukung metodologi penelitian dengan alasan atau argumen mengapa wilayah yang kita tunjuk sebagai lokasi penelitian itu penting. Dalam hal ini, kita perlu menjelaskan mengapa objek penelitian di wilayah penelitian tersebut penting untuk diteliti. Dalam memaparkan alasan atau argumen terkait penentuan wilayah sebagai lokasi dan objek penelitian tersebut, kita diharapkan mampu menghimpun data dengan batas-batas ruang lingkup yang jelas dengan fokus objek penelitian yang jelas pula. Wilayah yang ditunjuk sebagai lokasi penelitian idealnya adalah wilayah yang relatif telah dikuasai atau setidaknya memiliki karakteristik serupa dengan wilayah-wilayah lain yang telah dikuasai. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu, tenaga dan dana peneliti yang harus dicurahkan untuk melakukan penelitian. Adakalanya rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian juga disebutkan, khususnya untuk dapat mengukur secara prediktif apakah data yang berhasil dikumpulkan untuk penelitian tersebut dapat dikatakan sudah layak dianalisis atau belum. Dalam penelitian kuantitatif, barangkali waktu yang dibutuhkan untuk penelitian tidak terlalu banyak dengan kisaran antara satu minggu sampai satu bulan. Namun, jangka waktu untuk penelitian kualitatif boleh jadi lebih lama, apalagi penelitian tersebut dilakukan menggunakan metode studi kasus, fenomenologi, etnografi, dan sebagainya.
Data yang dicari harus jelas sejak awal sehingga proses penelitian di lapangan benar-benar dapat terfokus pada data yang benar-benar ingin dikumpulkan. Untuk itu, perlu diperjelas apa saja data yang akan dicari dan dikumpulkan di lapangan, yaitu data yang bisa menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan penelitian. Data yang dicari dan dikumpulkan pada umumnya didasarkan pada konsep-konsep utama dan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur konsep-konsep utama tersebut. Dengan memahami indikator-indikator dari konsep-konsep utama tersebut, kita menjadi lebih mudah memahami data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan serta mencapai tujuan penelitian. Pemahaman seperti itu bisa membuat kita melakukan penelitian secara lebih terarah untuk mencari dan mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkan untuk melakukan analisis pada tahap selanjutnya. Dengan adanya data yang memadai dan hasil penelitian yang layak, data dapat diolah dengan teknik analisis yang sesuai tanpa adanya keharusan peneliti untuk turun ke lapangan lagi guna melengkapi data yang masih kurang. Hal ini dapat mempercapat proses penyusunan disertasi.
Penelitian doktoral umumnya memadukan berbagai macam data, baik data hasil observasi, wawancara mendalam, survei atau dokumentasi. Data hasil observasi kita peroleh dengan turun melakukan penelusuran ke lokasi penelitian secara langsung. Jika daftar objek yang akan kita teliti sudah ditetapkan dan disusun dalam daftar periksa (checklist), maka data hasil observasi dapat diperoleh secara lebih mudah. Dalam kasus tertentu observasi dilakukan secara partisipatif melalui observasi partisipatif, yaitu peneliti menjadi salah satu anggota yang terlibat dengan objek yang kita teliti, khususnya agar peneliti benar-benar memahami apa yang harus kita teliti dan data apa saja yang harus segera dikumpulkan. Data observasi ini diperlukan untuk memahami gambaran yang lebih menyeluruh mengenai objek penelitian dan peneliti dapat memiliki daya imajinasi lebih tinggi untuk melakukan proses abstraksi berdasarkan fakta-fakta yang telah kita temukan di lapangan. Proses imajinasi ini sangat penting, terutama untuk mempertemukan aspek-aspek teoretis dari teori-teori, konsep-konsep, dan/atau indikator yang ditelaah di bagian Tinjauan Pustaka dan aspek-aspek teoretis dan konseptual dari data yang telah diperoleh di lapangan. Tanpa observasi lapangan, peneliti cenderung mengalami kesulitan untuk menggambarkan objek penelitian secara imajinatif untuk mencapai tujuan penelitian.
Dalam banyak kasus, khususnya untuk penelitian kualitatif yang melibatkan subjek tertentu sebagai bagian dari objek penelitian, data yang diperoleh di lapangan sangat diperlukan dari sumber wawancara dengan informasi kunci. Wawancara mendalam ini dilakukan untuk memperjelas pemahaman peneliti tentang objek penelitian, terutama melalui sejumlah pertanyaan tertentu yang sejak awal sengaja kita susun untuk menjawab pertanyaan penelitian untuk mencapai tujuan peneltian. Wawancara yang dilakukan secara mendalam memungkinkan kita lebih memahami banyak aspek secara lebih mendalam dari objek penelitian, sehingga diharapkan dengan data tersebut peneliti nantinya dapat melakukan analisis kualitatif deskriptif terhadap data hasil penelitian secara jauh lebih mendalam pula.
Wawancara mendalam dengan informan dapat dilakukan secara langsung melalui tatap-muka antara peneliti dan informan kunci. Untuk memperkuat validitas data, kita perlu menerapkan teknik triangulasi, yaitu melibatkan berbagai informan kunci untuk memeriksa data yang serupa dengan berbagai narasumber dengan teknik-teknik yang berbeda, dan/ atau pada waktu yang berbeda-beda. Penerapan teknik triangulasi dapat meningkatkan pemahaman kita terhadap data secara lebih komprehensif dengan validitas data lebih tinggi. Dalam penelitian doktoral, peneliti bisa melakukan wawancara mendalam dengan berbagai informan kunci secara bersama-sama dan pada waktu dan di ruangan yang sama melalui Diskusi Kelompok Fokus (Focus GroupDiscussion—FGD). FGD diadakan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber secara bersama-sama supaya kita dapat memahami persamaan dan perbedaan pandangan narasumber mengenai suatu topik sesuai dengan berbagai pertanyaan penelitian yang diajukan dalam diskusi tersebut. Dengan memahami persamaan maupun perbedaan pandangan tersebut, kita bisa menemukan serta memilah dan memilih indikator-indikator yang paling tepat dari parameter-parameter konsep-konsep utama yang sedang diukur dalam penelitian. Kalau FGD dilakukan berulang-ulang dalam rangka penelitian doktoral, kita akhirnya dapat menemukan suatu model sebagai temuan penelitian disertasi yang memiliki validitas yang lebih tinggi.
Variasi dari data kuantitatif guna mendukung data kualitatif dalam penelitian doktoral dapat diperoleh dengan menerapkan teknik survei. Hasil penelitian survei ini dapat diuji secara statistik dengan program statistik khususnya seperti SPSS, AMOS atau LISREL, khususnya untuk mengetahui kekuatan pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat, baik melalui hubungan langsung maupun melalui mediasi atau moderasi. Pada tingkat doktoral, analisis statistik biasanya dilakukan secara struktural melalui apa yang disebut Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model—SEM). Melalui SEM, temuan dalam penelitian kuantitatif menjadi lebih kompleks karena melibatkan berbagai variabel yang sebelumnya telah diuji secara teoretis dan aplikatif dengan berbagai indikator yang memiliki validitas dan reliabilitas serta normalitas tinggi.
Namun, data kuantitatif yang diperoleh melalui penelitian survei tersebut dapat pula hanya dianalisis secara kuantitatif deskriptif dengan menghitung frekuensi dan persentase persepsi responden tentang objek penelitian. Melalui kuantifikasi persepsi ini, peneliti dapat pula mengukur sejauh mana informan sebagai responden memberikan pendapat tentang objek penelitian yang dikaji melalui angka-angka atau statistik deskriptif yang relatif sederhana. Kombinasi di antara data kualitatif dan kuantitatif ini tergantung pada metode penelitian utama yang digunakan. Kalau kita pada dasarnya menggunakan metode penelitian kualitatif, data survei ini cenderung hanya dianalisis secara statistik deskriptif, sedangkan jika kita pada dasarnya menggunakan metode kuantitatif, data penelitian kualitatif itu tidak terlalu diperlukan karena data itu hanya bersifat komplementer.
Akhirnya, ada jenis data lain yang sangat diperlukan untuk dapat mendukung analisis, khususnya dalam penelitian kualitatif, berupa data dokumenter. Data ini bisa berwujud dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian maupun gambar-gambar atau foto dokumentasi untuk mendukung analisis data kualitatif. Data seperti itu umumnya tidak terlalu diperlukan dalam penelitian dengan metode kuantitatif, dalam hal ini menggunakan SEM. Dalam penelitian kualitatif, data dokumenter ini dapat berfungsi memperjelas konteks empiris penelitian, terutama untuk mendasari data yang telah disajikan dan dianalisis secara kualitatif. Data ini juga dapat diperoleh dari orang-orang yang menjadi informan kunci penelitian, dari lembaga-lembaga yang terkait maupun dari pengambilan gambar atau foto dari objek penelitian. Dengan data semacam itu analisis data penelitian yang didasarkan pada observasi, wawancara mendalam, dan survei menjadi lebih variatif, valid dan reliabel, terutama untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Dalam banyak kasus, sebagian data dokumenter bisa dimasukkan juga ke dalam bagian analisis utama, atau dimasukkan ke dalam bagian lampiran.
Semua data yang telah kita kumpulkan perlu kita analisis dengan cara yang tepat dengan teknik yang tepat pula. Teknik analisis yang kita gunakan tentu sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Teknik analisis kualitatif banyak mengandalkan pada data observasi, wawancara mendalam, dan dokumenter, sedangkan teknik analisis kuantitatif banyak mengandalkan pada data survei. Kombinasi kedua teknik analisis tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan jika sifatnya saling melengkapi, penggunaan kedua teknik analisis tersebut tentu lebih baik agar kita dapat melakukan analisis data secara komprehensif dengan temuan penelitian yang lebih valid dan reliabel. Sebelum melakukan analisis data, kita perlu mengklasifikasi data yang terkumpul, lalu memilah-milah dan memilihnya untuk menentukan mana saja yang relevan dimasukkan ke dalam analisis. Data yang terlalu banyak dan tidak terkait dengan topik, judul dan tujuan penelitian direduksi sehingga kita dapat menyajikan data yang terkumpul dengan logika yang runtut dan konsisten. Kita perlu melakukan proses reduksi data ini dengan memangkas berbagai percabangan data dengan logika-logika internal yang berbeda supaya alur logika penulisan disertasi dapat tertuju ke satu arah, yaitu menjawab pertanyaan penelitian sekaligus mencapai tujuan penelitian. Dalam proses penyajian data kita perlu selalu mengikuti urutan sesuai dengan urutan tujuan penelitian. Jika di proposal disertasi kita menetapkan tiga tujuan penelitian, di bagian penyajian data kita juga perlu membagi menjadi tiga bagian sajian data sebagai basis bagi pembahasan di mana analisis dilakukan untuk dapat mencapai tiga tujuan penelitian. Setelah kita menganalisis data, dengan teknik penyajian dan analisis data yang runtut, selanjutnya kita melakukan penyimpulan untuk menunjukkan temuan penelitian. Bagian temuan ini sangat penting dalam penelitian disertasi.
Dari pemaparan tersebut, maka bisa dipahami bahwa metodologi penelitian memberikan arahan bagi peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Semakin kuat dasar-dasar metodologi dari penelitian yang kita laksanakan, semakin mudah pula kita mencari dan mengumpulkan data lapangan, dan semakin layak pula data yang diperoleh untuk dimasukkan ke dalam proses analisis. Tanpa penguasaan metodologi penelitian, kita sering tidak mampu memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana kita akan melakukan penelitian, apa yang harus kita lakukan dalam penelitian di lapangan, data apa saja yang seharusnya kita cari dan kita kumpulkan, bagaimana data tersebut nantinya kita analisis, dan apakah data yang telah kita cari dan kita kumpulkan tersebut sebenarnya sudah layak atau belum untuk dianalisis sehingga menghasilkan temuan penelitian yang valid dan andal. Penguasaan metodologi penelitian ini dapat mempercepat proses penyelesaian penyusunan disertasi.
Berikut adalah 10 pertanyaan yang sering diajukan terkait topik metodologi penelitian dan pentingnya penguasaan metodologi untuk penelitian yang efektif:
1. Apa yang dimaksud dengan metodologi penelitian?
Metodologi penelitian adalah seperangkat prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Ini mencakup pemilihan jenis penelitian, pendekatan, serta metode yang akan diterapkan.
2. Mengapa penting untuk menguasai metodologi penelitian?
Penguasaan metodologi penelitian yang baik sangat penting agar peneliti dapat merumuskan dan melaksanakan penelitian dengan tepat. Tanpa pemahaman yang baik, peneliti bisa kehilangan arah dan menghabiskan sumber daya tanpa mendapatkan data yang memadai.
3. Apa dampak buruk dari penguasaan metodologi yang buruk?
Dampak terburuk dari penguasaan metodologi yang buruk adalah pemborosan waktu, biaya, dan energi. Peneliti mungkin tidak dapat mengumpulkan data yang diperlukan, sehingga menyulitkan analisis dan penyelesaian disertasi.
4. Apa langkah pertama dalam merumuskan metodologi penelitian yang baik?
Langkah pertama adalah memahami dengan baik masalah penelitian dan tujuan yang ingin dicapai. Peneliti juga harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kerangka teori dan konsep yang relevan dengan penelitian.
5. Bagaimana cara menentukan jenis data yang perlu dikumpulkan?
Jenis data yang perlu dikumpulkan ditentukan berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Peneliti harus memahami indikator dari konsep utama untuk memastikan data yang dikumpulkan relevan dan cukup untuk analisis.
6. Apa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif?
Penelitian kuantitatif berfokus pada pengumpulan dan analisis data numerik, sering menggunakan statistik, sementara penelitian kualitatif lebih menekankan pada pemahaman mendalam terhadap fenomena sosial melalui wawancara, observasi, dan analisis naratif.
7. Mengapa observasi lapangan penting dalam penelitian?
Observasi lapangan penting karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran langsung tentang objek penelitian. Ini membantu dalam pengumpulan data yang lebih akurat dan mendalam, serta meningkatkan pemahaman terhadap konteks penelitian.
8. Apa itu triangulasi dalam penelitian, dan mengapa itu penting?
Triangulasi adalah teknik yang melibatkan penggunaan berbagai sumber data atau metode untuk memverifikasi informasi yang sama. Ini penting untuk meningkatkan validitas dan keandalan data yang dikumpulkan.
9. Apa yang dimaksud dengan Diskusi Kelompok Fokus (FGD)?
Diskusi Kelompok Fokus (FGD) adalah metode wawancara yang melibatkan sekelompok informan kunci untuk mendiskusikan topik tertentu. FGD memungkinkan peneliti untuk menggali perspektif yang berbeda dan memperoleh data yang lebih kaya.
10. Bagaimana cara menganalisis data yang telah dikumpulkan?
Analisis data harus dilakukan dengan teknik yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Untuk data kualitatif, analisis dapat dilakukan secara deskriptif dan tematik, sedangkan untuk data kuantitatif, analisis statistik seperti regresi atau Model Persamaan Struktural (SEM) dapat diterapkan.
FAQ ini dapat membantu peneliti memahami pentingnya metodologi penelitian dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan penelitian yang efektif dan efisien.
Jasa Terjemahan
Anda seorang dosen, doktor, profesor dan peneliti yang sangat sibuk dan mengalami kesulitan menyusun jurnal dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris berstandar internasional? Kami di Mitragama siap membantu Anda.
Hubungi kami: 081331977939
Mengenai Layanan Penerjemahan, silakan Klik di sini!