Untuk menulis bagian pendahuluan yang efektif, mulailah dengan memperkenalkan topik penelitian secara jelas dan ringkas. Jelaskan mengapa topik ini penting dan relevan dalam konteks akademik atau praktis. Selanjutnya, sajikan latar belakang penelitian dengan menjelaskan konteks masalah, meninjau literatur yang relevan, dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Bagian ini memberikan dasar yang kuat bagi pembaca untuk memahami mengapa penelitian ini diperlukan. Setelah latar belakang, tetapkan tujuan penelitian Anda dengan jelas. Tujuan ini harus spesifik, mencerminkan apa yang ingin dicapai, dan relevan dengan masalah yang telah diuraikan. Akhirnya, rumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang akan menjadi fokus studi Anda. Pertanyaan penelitian harus spesifik dan dapat diuji, sementara hipotesis, jika digunakan, harus mencerminkan prediksi yang akan diuji dalam penelitian. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menyusun pendahuluan yang mempersiapkan pembaca untuk memahami penelitian Anda secara mendalam.
Menulis pendahuluan yang efektif adalah langkah krusial dalam menyusun disertasi. Pendahuluan yang baik memberikan pondasi yang kuat untuk penelitian dengan memastikan pembaca memahami konteks, tujuan, dan signifikansi studi. Berikut adalah elemen penting dalam menulis pendahuluan:
- Memperkenalkan Topik: Langkah pertama adalah memperkenalkan topik penelitian secara jelas dan ringkas. Topik harus relevan dan menarik, memberi pembaca gambaran umum tentang masalah utama yang akan dibahas.
- Menyajikan Latar Belakang: Bagian ini memberikan konteks lebih dalam tentang topik yang diperkenalkan. Penulis harus menjelaskan masalah atau isu yang melatarbelakangi penelitian, serta perkembangan penelitian sebelumnya yang relevan. Hal ini membantu pembaca memahami posisi penelitian dalam konteks akademik yang lebih luas.
- Menetapkan Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian harus diartikulasikan dengan jelas, spesifik, dan relevan. Ini meliputi pernyataan tentang apa yang ingin dicapai melalui penelitian, baik dalam konteks tujuan umum maupun tujuan khusus yang terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu.
- Merumuskan Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis: Pertanyaan penelitian adalah pertanyaan spesifik yang akan dijawab melalui penelitian. Hipotesis, jika digunakan, adalah pernyataan prediktif yang menghubungkan variabel yang akan diuji. Keduanya harus terkait langsung dengan tujuan penelitian dan membantu mengarahkan metodologi.
- Menjelaskan Relevansi Penelitian: Penulis harus menjelaskan bagaimana penelitian ini akan memberikan kontribusi pada bidang studi dan mengapa hasilnya penting. Ini termasuk bagaimana penelitian mengisi gap dalam literatur atau memberikan wawasan baru.
- Organisasi Penulisan: Meskipun opsional, memberikan ringkasan tentang bagaimana disertasi diorganisasikan dapat membantu pembaca memahami struktur keseluruhan dokumen. Ini termasuk menjelaskan urutan bab dan apa yang akan dibahas di setiap bagian.
Dengan mengikuti struktur ini, penulis dapat memastikan bahwa pendahuluan disertasi mereka tidak hanya menarik dan informatif tetapi juga memberikan dasar yang kuat untuk penelitian yang akan dilakukan. Pendahuluan yang efektif membantu pembaca memahami arah dan tujuan penelitian, serta menilai signifikansi dan kontribusi dari studi yang disajikan.
Penjelasan Lengkap
Menulis Pendahuluan Disertasi: Panduan Komprehensif
Pendahuluan adalah komponen kunci dalam disertasi yang menetapkan panggung bagi keseluruhan penelitian. Bagian ini harus dimulai dengan memperkenalkan topik penelitian secara ringkas dan jelas, menjelaskan mengapa topik tersebut penting dalam konteks akademik atau praktis. Selanjutnya, latar belakang penelitian disajikan untuk memberikan konteks yang lebih mendalam, termasuk penjelasan tentang masalah yang ada, kesenjangan dalam literatur, dan alasan mengapa penelitian ini diperlukan. Dalam menetapkan tujuan penelitian, pendahuluan harus menjelaskan secara spesifik apa yang ingin dicapai melalui studi ini. Tujuan ini sebaiknya dirumuskan dengan jelas agar pembaca memahami arah penelitian dan kontribusi yang diharapkan. Terakhir, bagian pendahuluan harus mencakup perumusan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang akan diuji. Pertanyaan atau hipotesis ini berfungsi sebagai fokus utama dari penelitian, mengarahkan seluruh proses analisis dan interpretasi data. Pendahuluan yang baik akan memandu pembaca untuk memahami relevansi, fokus, dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
1. Memperkenalkan Topik Penelitian
Langkah pertama dalam menulis pendahuluan adalah menyajikan topik penelitian dengan cara yang jelas dan ringkas. Dalam beberapa kalimat awal, penulis harus mampu menyampaikan inti dari penelitian yang dilakukan, sehingga pembaca langsung memahami fokus utama penelitian tersebut. Topik yang diperkenalkan harus tidak hanya mencerminkan isu atau masalah spesifik yang menjadi perhatian penelitian, tetapi juga relevansi yang lebih luas dalam konteks akademik atau praktis.
Tujuan utama dari bagian ini adalah memberikan gambaran umum mengenai masalah yang akan dibahas, serta mengapa masalah tersebut penting untuk diteliti. Dengan demikian, topik yang dipilih harus relevan dengan bidang studi yang lebih luas dan memiliki daya tarik bagi komunitas akademik dan praktisi di lapangan. Sebuah pengantar yang kuat akan memancing minat pembaca, mendorong mereka untuk melanjutkan membaca dan menggali lebih dalam ke dalam penelitian yang dilakukan.
Saat memperkenalkan topik dalam pendahuluan disertasi, penting untuk menjaga bahasa yang digunakan tetap sederhana dan mudah dipahami, terutama jika audiens yang akan membaca disertasi tersebut mungkin tidak sepenuhnya akrab dengan bidang studi Anda. Penggunaan istilah teknis yang terlalu kompleks atau jargon yang spesifik dapat menghalangi pembaca untuk memahami inti dari penelitian Anda, sehingga mengurangi dampak keseluruhan dari pendahuluan.
Sebaliknya, usahakan untuk menjelaskan topik penelitian secara langsung dan dengan kalimat yang mudah dicerna. Sederhanakan konsep-konsep yang rumit dengan memberikan definisi singkat atau analogi yang membantu memperjelas maksud Anda. Ini tidak hanya akan membuat penelitian Anda lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas tetapi juga menunjukkan kemampuan Anda untuk mengkomunikasikan ide-ide kompleks dengan cara yang efektif. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah mengikuti argumen dan tujuan penelitian Anda, terlepas dari latar belakang mereka.
Contoh pengenalan topik penelitian disertasi:
“Penelitian ini berfokus pada bagaimana kebijakan energi di Indonesia berdampak pada transisi energi yang adil, dengan memperhatikan distribusi keadilan, partisipasi masyarakat, dan dampak lingkungan.”
Dengan pengenalan yang efektif, pembaca dapat langsung memahami isu utama yang akan diangkat dalam penelitian Anda tanpa perlu membaca seluruh dokumen. Pendahuluan yang baik harus memberikan gambaran yang jelas tentang masalah inti yang akan dibahas, sehingga pembaca dapat segera menangkap esensi penelitian hanya dengan membaca bagian awal ini. Pendekatan ini tidak hanya membantu pembaca yang mungkin tidak memiliki waktu untuk meneliti setiap detail dalam dokumen, tetapi juga menetapkan ekspektasi yang tepat tentang apa yang akan mereka temukan di bagian-bagian selanjutnya.
Dengan menyajikan isu utama secara ringkas dan jelas di awal, Anda juga memastikan bahwa pembaca tetap tertarik untuk melanjutkan membaca, karena mereka sudah memahami relevansi dan signifikansi penelitian tersebut. Pengenalan yang terfokus dan tepat sasaran akan meningkatkan efektivitas komunikasi dan memastikan bahwa inti dari penelitian Anda diterima dengan baik oleh audiens.
Tips:
- Hindari penggunaan jargon yang kompleks; gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
- Jelaskan konteks umum dari topik sebelum masuk ke detail yang lebih spesifik.
- Pastikan pembaca memahami apa yang akan dibahas tanpa perlu referensi tambahan.
2. Menyajikan Latar Belakang
Menyajikan Latar Belakang Penelitian
Setelah memperkenalkan topik secara umum, langkah berikutnya dalam penulisan pendahuluan adalah menyajikan latar belakang penelitian. Bagian ini memberikan konteks yang lebih dalam mengenai topik yang telah diperkenalkan, membantu pembaca memahami signifikansi dan relevansi penelitian Anda dalam kerangka yang lebih luas. Latar belakang mencakup penjelasan mengenai masalah utama atau isu yang menjadi dasar penelitian, perkembangan penelitian sebelumnya, serta bagaimana penelitian Anda akan menjawab atau mengatasi kesenjangan yang ada dalam literatur yang ada.
Sebagai contoh, jika penelitian Anda berfokus pada perubahan kebijakan publik, Anda bisa membahas sejarah dan perkembangan kebijakan tersebut, perdebatan di kalangan peneliti, serta dampak yang dihasilkan oleh kebijakan itu terhadap masyarakat. Ini menunjukkan kepada pembaca bahwa Anda memiliki pemahaman mendalam tentang topik tersebut dan relevansi konteks yang melatarbelakanginya.
Menjelaskan Masalah yang Menjadi Dasar Penelitian
Untuk menyusun latar belakang yang kuat, penulis harus mampu menjelaskan dengan jelas masalah yang menjadi dasar penelitian dan mengapa masalah ini penting untuk diteliti. Misalnya, jika penelitian Anda berhubungan dengan perubahan kebijakan publik, Anda perlu membahas sejarah kebijakan tersebut, bagaimana kebijakan itu diimplementasikan, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap masyarakat atau sektor tertentu. Dengan demikian, pembaca akan memahami urgensi penelitian Anda dan relevansinya dengan isu-isu yang sedang berkembang di bidang tersebut.
Tips:
- Gunakan data dan referensi dari sumber terpercaya untuk mendukung penjelasan Anda.
- Jelaskan dampak dari masalah tersebut pada konteks yang lebih luas, seperti masyarakat, ekonomi, atau lingkungan.
- Soroti urgensi atau kebutuhan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Menyoroti Penelitian Terdahulu yang Terkait dengan Topik
Dalam latar belakang, penting juga untuk menyoroti penelitian terdahulu yang relevan dengan topik Anda. Jelaskan kontribusi utama dari penelitian-penelitian sebelumnya dan bagaimana penelitian Anda akan mengisi kekosongan atau memperkaya pemahaman di bidang tersebut. Misalnya, Anda bisa mencatat bahwa meskipun banyak penelitian telah dilakukan di bidang kebijakan publik, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman tentang dampak jangka panjang dari kebijakan tertentu. Penelitian Anda, kemudian, bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab tersebut, memberikan kontribusi baru yang berharga bagi literatur yang ada.
Tips:
- Fokus pada studi yang paling relevan dan terbaru untuk memastikan konteks yang up-to-date.
- Highlight kekuatan dan kelemahan dari penelitian sebelumnya.
- Gunakan tinjauan ini untuk menunjukkan pemahaman Anda tentang literatur yang ada.
Tinjauan singkat ini membantu pembaca memahami posisi penelitian Anda dalam konteks akademik yang lebih luas, memberikan kerangka yang jelas untuk mendalami tujuan dan metode penelitian yang akan diuraikan dalam bagian-bagian selanjutnya dari disertasi Anda.
Contoh penyajian latar belakang:
“Transisi energi yang berkeadilan telah menjadi salah satu fokus utama kebijakan global dalam beberapa dekade terakhir. Sejumlah studi telah menunjukkan pentingnya distribusi yang adil dari dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan oleh kebijakan energi. Namun, di Indonesia, penelitian yang mendalam tentang bagaimana kebijakan energi diimplementasikan dalam konteks lokal, terutama yang melibatkan partisipasi masyarakat rentan, masih jarang dilakukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kebijakan tersebut diterima di tingkat lokal dan apakah ada kesenjangan dalam penerapan prinsip keadilan distribusi.”
Tips:
- Jelaskan dengan jelas apa yang kurang atau belum dibahas dalam penelitian sebelumnya.
- Tunjukkan bagaimana penelitian Anda akan mengisi kesenjangan tersebut.
- Pastikan kesenjangan yang diidentifikasi relevan dan signifikan bagi bidang studi Anda.
3. Menetapkan Tujuan Penelitian
Setelah menyajikan latar belakang yang jelas, langkah berikutnya dalam penulisan pendahuluan adalah menetapkan tujuan penelitian. Bagian ini sangat penting karena memberikan arahan dan fokus yang spesifik pada penelitian Anda. Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, spesifik, dan relevan dengan pertanyaan penelitian yang ingin Anda jawab. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang Anda harapkan untuk dicapai melalui penelitian ini, serta kontribusi yang akan Anda buat pada bidang studi yang bersangkutan.
Misalnya, jika penelitian Anda berfokus pada dampak kebijakan tertentu terhadap masyarakat, tujuan penelitian dapat mencakup penyelidikan tentang bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi perilaku masyarakat, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan, atau mengembangkan model baru untuk mengukur dampak kebijakan. Tujuan yang dirumuskan dengan baik akan membantu membingkai penelitian Anda secara lebih terarah dan memberikan kerangka kerja yang jelas untuk analisis dan interpretasi data yang akan dilakukan.
Dalam menetapkan tujuan penelitian, penggunaan bahasa yang terlalu umum atau tidak spesifik perlu dihindari. Tujuan yang terlalu luas atau ambigu dapat membuat penelitian Anda kehilangan fokus dan sulit untuk diukur keberhasilannya. Sebaliknya, pastikan tujuan penelitian Anda terfokus pada aspek-aspek utama yang ingin Anda eksplorasi. Tujuan yang jelas dan spesifik tidak hanya membantu dalam menyusun penelitian yang lebih terstruktur, tetapi juga memudahkan pembaca untuk memahami dan menilai kontribusi ilmiah yang Anda tawarkan.
Misalnya, daripada mengatakan “mengeksplorasi dampak kebijakan,” lebih baik menyatakan “menyelidiki hubungan antara implementasi kebijakan X dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Y.” Dengan demikian, Anda memberikan gambaran yang lebih konkrit tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana Anda akan mencapainya. Pendekatan ini juga akan membantu memastikan bahwa penelitian Anda tetap fokus dan relevan, serta dapat memberikan hasil yang bermakna dan aplikatif bagi pembaca dan komunitas akademik yang lebih luas.
Contoh tujuan penelitian yang jelas:
“Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan transisi energi terhadap distribusi keadilan di Indonesia, dengan fokus pada bagaimana kelompok masyarakat yang rentan terlibat dalam proses pengambilan keputusan serta dampak lingkungan yang dihasilkan.”
Pernyataan tujuan di atas jelas dan langsung menunjukkan apa yang akan diteliti, sehingga memberikan arah yang jelas bagi pembaca mengenai fokus penelitian.
Merumuskan Tujuan Umum
Tujuan umum dalam sebuah penelitian berfungsi sebagai gambaran besar dari apa yang ingin dicapai secara keseluruhan. Tujuan ini adalah pernyataan luas yang mencerminkan visi akhir dari penelitian Anda, yang biasanya berhubungan langsung dengan masalah utama atau kesenjangan yang telah diidentifikasi dalam literatur atau latar belakang penelitian. Dalam merumuskan tujuan umum, penting untuk memastikan bahwa ia selaras dengan pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan dan relevan dengan topik yang sedang diteliti. Tujuan umum harus mencerminkan aspirasi utama penelitian, misalnya, memahami fenomena tertentu, mengevaluasi efektivitas suatu kebijakan, atau mengembangkan model baru dalam bidang studi tertentu. Sebagai contoh, jika penelitian Anda berfokus pada dampak pendidikan inklusif terhadap prestasi akademik siswa, tujuan umumnya mungkin adalah “mengeksplorasi dan mengevaluasi pengaruh pendidikan inklusif terhadap prestasi akademik siswa di sekolah menengah.”
Tujuan umum ini kemudian akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam tujuan-tujuan spesifik yang lebih terperinci, yang berfungsi sebagai langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan akhir tersebut.
Tips:
- Rumuskan tujuan dengan jelas dan padat.
- Pastikan tujuan tersebut mencerminkan aspirasi utama dari penelitian Anda.
- Gunakan bahasa yang tegas dan langsung.
Merumuskan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan rincian dari langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan umum penelitian. Tujuan ini dirancang untuk fokus pada aspek-aspek spesifik yang perlu dieksplorasi atau diuji dalam penelitian. Setiap tujuan khusus harus memenuhi kriteria SMART: Spesifik (Specific), Terukur (Measurable), Dapat Dicapai (Achievable), Relevan (Relevant), dan Terikat Waktu (Time).
Spesifik
Dalam merumuskan tujuan khusus, penting untuk memastikan bahwa tujuan tersebut benar-benar spesifik dan terfokus pada aspek tertentu dari penelitian. Misalnya, jika tujuan umum Anda adalah untuk mengevaluasi pengaruh pendidikan inklusif, Anda dapat menguraikan beberapa tujuan khusus yang menjelaskan berbagai elemen atau dimensi dari pengaruh tersebut. Contoh tujuan khusus dalam konteks ini bisa meliputi:
- Menganalisis Pengaruh Pendidikan Inklusif Terhadap Motivasi Belajar Siswa: Fokus pada bagaimana pendidikan inklusif mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar, dengan mengukur perubahan dalam motivasi sebelum dan sesudah penerapan pendidikan inklusif.
- Menilai Perbedaan Kinerja Akademik Antara Siswa Dalam Kelas Inklusif dan Kelas Reguler: Membandingkan hasil akademik siswa yang terlibat dalam pendidikan inklusif dengan siswa di kelas reguler untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan.
- Mengidentifikasi Hambatan dan Faktor Pendukung dalam Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah: Meneliti tantangan yang dihadapi oleh guru dan siswa serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi pendidikan inklusif.
- Mengevaluasi Perubahan Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Inklusif: Menilai bagaimana persepsi orang tua terhadap pendidikan inklusif berubah seiring berjalannya waktu dan dampaknya terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan.
Dengan merumuskan tujuan khusus seperti ini, Anda dapat fokus pada aspek-aspek tertentu yang mendukung pencapaian tujuan umum penelitian Anda, dan membuat penelitian Anda lebih terarah serta terukur.
Terukur
Tujuan harus bisa diukur secara objektif untuk memastikan bahwa pencapaian tujuan dapat dinilai dengan jelas dan akurat. Ini berarti Anda harus menentukan kriteria atau indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan dan hasil dari penelitian Anda. Misalnya, jika tujuan khusus adalah menganalisis pengaruh pendidikan inklusif terhadap motivasi belajar siswa, maka langkah-langkah berikut bisa diambil:
- Penetapan Indikator: Tentukan indikator konkret untuk motivasi belajar siswa, seperti tingkat partisipasi dalam kelas, frekuensi tugas yang dikerjakan, atau hasil survei motivasi.
- Pengukuran Awal dan Akhir: Lakukan pengukuran motivasi siswa sebelum dan setelah penerapan pendidikan inklusif untuk melihat perubahan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat ukur standar, seperti kuesioner motivasi atau skala penilaian.
- Kriteria Evaluasi: Buat kriteria yang jelas untuk menilai hasil, seperti persentase peningkatan motivasi siswa atau perbedaan skor rata-rata dalam survei motivasi.
- Pengumpulan Data: Kumpulkan data yang relevan dan analisis hasilnya untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
Dengan mengidentifikasi cara-cara yang konkret dan objektif untuk mengukur pencapaian, Anda memastikan bahwa hasil penelitian dapat dinilai dengan akurat dan dapat dipercaya.
Dapat Dicapai
Tujuan harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia agar penelitian Anda tetap dalam jangkauan dan dapat diselesaikan secara efektif. Ini berarti Anda harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti waktu, data, dan metode penelitian yang akan digunakan. Berikut beberapa langkah untuk memastikan tujuan Anda dapat dicapai:
- Evaluasi Sumber Daya: Pertimbangkan sumber daya yang Anda miliki, seperti akses ke data, alat penelitian, dan waktu yang tersedia. Pastikan bahwa tujuan yang ditetapkan tidak memerlukan sumber daya di luar jangkauan Anda.
- Kesesuaian Metode: Pilih metode penelitian yang sesuai dengan kemampuan Anda dan yang memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara realistis. Misalnya, jika Anda hanya memiliki waktu terbatas, pilih metode yang efisien seperti survei online dibandingkan dengan wawancara mendalam.
- Pertimbangan Praktis: Pertimbangkan kendala praktis yang mungkin Anda hadapi, seperti biaya atau batasan akses ke lokasi penelitian. Pastikan bahwa tujuan yang Anda tetapkan mempertimbangkan kendala ini dan masih dapat dicapai dalam batasan tersebut.
- Uji Kelayakan: Lakukan uji kelayakan awal atau studi pendahuluan untuk menilai apakah tujuan yang Anda rencanakan dapat dicapai dengan pendekatan dan sumber daya yang ada. Ini dapat membantu Anda menyesuaikan tujuan jika diperlukan.
Dengan memastikan tujuan penelitian realistis dan dapat dicapai, Anda meningkatkan kemungkinan penyelesaian penelitian yang sukses dan memberikan kontribusi yang berarti.
Relevan
Relevansi adalah aspek penting dalam merumuskan tujuan khusus. Setiap tujuan khusus harus berkontribusi secara langsung pada pencapaian tujuan umum dari penelitian. Ini memastikan bahwa penelitian Anda tetap fokus dan terarah. Berikut adalah cara memastikan bahwa tujuan khusus relevan:
- Keterkaitan dengan Tujuan Umum: Pastikan bahwa setiap tujuan khusus mendukung tujuan umum penelitian. Misalnya, jika tujuan umum Anda adalah untuk mengevaluasi pengaruh pendidikan inklusif terhadap prestasi akademik, tujuan khusus Anda harus mengarah pada aspek-aspek yang langsung terkait, seperti “menilai dampak metode pembelajaran inklusif terhadap keterlibatan siswa dalam kelas.”
- Kontribusi pada Masalah Penelitian: Tujuan khusus harus membantu menjawab pertanyaan penelitian utama dan mengatasi kesenjangan dalam literatur yang telah diidentifikasi. Misalnya, jika ada kekurangan data tentang bagaimana pendidikan inklusif mempengaruhi kemampuan kognitif siswa, tujuan khusus dapat mencakup “mengukur perubahan dalam kemampuan kognitif siswa setelah menerapkan pendidikan inklusif.”
- Kesesuaian dengan Konteks: Pastikan tujuan khusus relevan dengan konteks atau lingkungan penelitian. Jika Anda melakukan penelitian di sekolah tertentu dengan program inklusi yang baru diperkenalkan, tujuan khusus harus relevan dengan kondisi spesifik dari program tersebut dan dampaknya di lokasi itu.
- Pengaruh Terhadap Implikasi Praktis: Pertimbangkan bagaimana hasil dari setiap tujuan khusus akan mempengaruhi praktik atau kebijakan di lapangan. Tujuan khusus yang relevan harus memberikan wawasan yang dapat diterapkan dalam konteks praktis, seperti memberikan rekomendasi tentang perbaikan metode pengajaran berdasarkan temuan.
Dengan memastikan bahwa tujuan khusus relevan, Anda menjamin bahwa setiap aspek penelitian Anda berkontribusi pada pencapaian tujuan umum, membuat penelitian Anda lebih fokus dan berdampak.
Terikat Waktu
Terikat Waktu adalah elemen penting dalam merumuskan tujuan khusus. Menetapkan kerangka waktu yang jelas membantu memastikan bahwa penelitian Anda tetap pada jalurnya dan dapat dikelola dengan efektif. Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan tujuan khusus Anda terikat waktu:
- Tentukan Batas Waktu yang Realistis: Setiap tujuan khusus harus memiliki tenggat waktu yang realistis berdasarkan kompleksitas dan cakupan tugas. Misalnya, jika Anda memerlukan waktu untuk mengumpulkan data dari beberapa sekolah, Anda mungkin menetapkan tujuan seperti “menyelesaikan pengumpulan data dalam waktu tiga bulan.”
- Pisahkan Fase Penelitian: Bagi tujuan khusus Anda menjadi beberapa fase atau langkah dengan tenggat waktu masing-masing. Misalnya, jika tujuan khusus adalah “menganalisis data kuesioner,” Anda bisa membagi proses ini menjadi “mengumpulkan data kuesioner dalam dua bulan” dan “menganalisis data kuesioner dalam satu bulan setelah pengumpulan.”
- Kaitkan dengan Jadwal Penelitian: Pastikan bahwa tenggat waktu untuk setiap tujuan khusus sesuai dengan jadwal keseluruhan penelitian Anda. Jika disertasi Anda memiliki tanggal batas untuk penyelesaian, tujuan khusus harus disusun sedemikian rupa agar setiap tahap dapat diselesaikan sebelum tenggat tersebut.
- Monitor dan Evaluasi: Tetapkan titik evaluasi untuk memeriksa kemajuan terhadap tenggat waktu yang ditetapkan. Misalnya, Anda bisa menetapkan “evaluasi kemajuan pengumpulan data setiap dua minggu” untuk memastikan bahwa Anda tetap berada pada jalur yang benar dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
- Gunakan Alat Manajemen Waktu: Gunakan alat manajemen proyek atau kalender untuk melacak tenggat waktu dan kemajuan. Alat ini membantu Anda memastikan bahwa setiap tujuan khusus selesai tepat waktu dan menghindari penundaan yang bisa mempengaruhi penelitian Anda secara keseluruhan.
Dengan menetapkan tenggat waktu yang jelas untuk setiap tujuan khusus, Anda dapat mengelola waktu dan sumber daya secara efisien, serta memastikan bahwa penelitian Anda selesai dalam kerangka waktu yang ditentukan.
Dengan merumuskan tujuan khusus yang sesuai dengan kriteria SMART—Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Terikat Waktu—penelitian Anda akan memiliki arah yang jelas dan terstruktur. Tujuan yang spesifik memfokuskan upaya penelitian pada aspek tertentu, sedangkan tujuan yang terukur memungkinkan evaluasi kemajuan secara objektif. Tujuan yang dapat dicapai memastikan bahwa penelitian tetap realistis dalam batasan sumber daya. Tujuan yang relevan berkontribusi langsung pada pencapaian tujuan umum, dan tujuan yang terikat waktu menetapkan batasan waktu untuk penyelesaian. Dengan demikian, kriteria SMART membantu dalam mencapai hasil penelitian yang efektif dan terencana.
Tips:
- Buat daftar beberapa tujuan khusus yang mendukung tujuan umum.
- Pastikan setiap tujuan khusus fokus pada aspek tertentu dari penelitian.
- Tujuan khusus harus dapat diukur dan dievaluasi melalui metode penelitian yang Anda pilih.
4. Merumuskan Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis
Salah satu elemen kunci dari pendahuluan adalah merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis. Pertanyaan penelitian mengidentifikasi masalah spesifik yang akan dijawab oleh penelitian Anda, memberikan fokus yang jelas dan memandu arah studi. Pertanyaan ini harus relevan dengan tujuan penelitian dan membantu menentukan metode pengumpulan serta analisis data.
Sementara itu, hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji secara empiris, yang merumuskan prediksi tentang hubungan antara variabel-variabel tertentu. Hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran atau ketidakbenaran dari prediksi tersebut melalui metode penelitian yang sistematis. Meskipun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, terutama dalam studi kualitatif, hipotesis dapat memberikan kerangka kerja yang jelas untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif. Kedua elemen ini—pertanyaan penelitian dan hipotesis—memastikan bahwa penelitian tetap terfokus, terarah, dan dapat dievaluasi secara objektif.
Merumuskan Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian adalah inti dari disertasi, karena ia mengarahkan seluruh proses penelitian, mulai dari metodologi hingga analisis data. Berikut adalah langkah-langkah untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang efektif:
- Tautkan dengan Tujuan Penelitian: Pertanyaan penelitian harus berkaitan erat dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Ini memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan relevan dan akan membantu dalam mencapai tujuan yang spesifik. Misalnya, jika tujuan Anda adalah “menilai dampak pendidikan inklusif pada motivasi belajar siswa,” pertanyaan penelitian mungkin adalah “Bagaimana pendidikan inklusif mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah dasar?”
- Spesifik dan Jelas: Pertanyaan penelitian harus spesifik, jelas, dan terfokus. Hindari pertanyaan yang terlalu umum atau ambigu. Pertanyaan yang terlalu luas akan menyulitkan dalam penyusunan metodologi dan analisis data. Sebagai contoh, “Apa pengaruh pendidikan inklusif pada siswa?” lebih baik diperkecil menjadi “Apa dampak pendidikan inklusif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di sekolah dasar?”
- Fokus pada Variabel Utama: Identifikasi variabel utama yang ingin Anda teliti dan pastikan bahwa pertanyaan penelitian mencakup variabel tersebut. Pertanyaan harus mampu mengarahkan fokus penelitian pada variabel yang relevan. Contoh: Jika variabelnya adalah “metode pengajaran inklusif” dan “motivasi siswa,” pertanyaannya bisa menjadi “Bagaimana metode pengajaran inklusif mempengaruhi motivasi siswa dalam konteks pelajaran matematika?”
- Feasibility (Kelayakan): Pertanyaan penelitian harus bisa dijawab dengan data yang tersedia atau yang dapat dikumpulkan. Pertimbangkan keterbatasan dalam hal waktu, sumber daya, dan aksesibilitas data ketika merumuskan pertanyaan. Misalnya, jika Anda tidak memiliki akses ke data yang diperlukan, pertanyaan Anda mungkin perlu disesuaikan.
- Kaitkan dengan Literatur: Tinjau literatur yang ada untuk memastikan bahwa pertanyaan penelitian Anda mengisi gap pengetahuan atau mengaddress masalah yang belum banyak diteliti. Pertanyaan penelitian yang baik sering kali muncul dari kekosongan atau ketidaksesuaian dalam penelitian yang telah ada.
- Dapat Diuji: Pertanyaan penelitian harus dapat diuji atau dijawab melalui metode penelitian yang jelas. Ini berarti bahwa Anda harus dapat merancang eksperimen, survei, atau metode lain yang akan memberikan jawaban yang valid untuk pertanyaan tersebut.
Dengan merumuskan pertanyaan penelitian yang baik, Anda menetapkan fondasi yang kuat untuk disertasi Anda. Pertanyaan ini mengarahkan fokus penelitian, memandu pemilihan metodologi yang sesuai, dan menentukan bagaimana data akan dianalisis. Pertanyaan yang jelas dan terarah memastikan bahwa penelitian Anda tetap relevan dan signifikan, memungkinkan Anda untuk menghasilkan hasil yang bermanfaat dan berdampak. Ini juga membantu dalam mengorganisir seluruh disertasi, dari pengumpulan data hingga penulisan hasil dan kesimpulan, sehingga menghasilkan penelitian yang terstruktur dengan baik dan memiliki kontribusi yang jelas terhadap bidang studi Anda.
Tips:
- Gunakan bahasa yang spesifik dan hindari pertanyaan yang terlalu luas.
- Pastikan pertanyaan jelas, fokus, dan dapat dijawab melalui penelitian.
- Pertanyaan harus mencerminkan kesenjangan yang telah diidentifikasi.
Pertanyaan penelitian harus relevan dengan masalah yang diuraikan dalam latar belakang dan mendukung tujuan penelitian. Sebagai aturan umum, pertanyaan tersebut harus spesifik, dapat diuji, dan langsung mengarah pada penelitian yang Anda lakukan. Ini memastikan bahwa pertanyaan Anda fokus dan terarah, memungkinkan Anda untuk mengembangkan metodologi yang efektif dan menghasilkan data yang signifikan. Pertanyaan yang baik juga memfasilitasi analisis yang mendalam dan memberikan wawasan yang jelas, membantu menjawab masalah yang telah diidentifikasi dan mencapai tujuan penelitian dengan cara yang terstruktur dan sistematis.
Contoh pertanyaan penelitian:
“Bagaimana kebijakan transisi energi di Indonesia memengaruhi distribusi keadilan sosial dan partisipasi kelompok masyarakat rentan dalam pengambilan keputusan?”
Jika disertasi Anda menggunakan pendekatan kuantitatif, merumuskan hipotesis adalah langkah penting. Hipotesis biasanya mengusulkan hubungan atau efek antara dua atau lebih variabel yang akan diuji melalui analisis data. Misalnya, hipotesis dapat menyatakan bahwa “Pendidikan tambahan meningkatkan kinerja akademik siswa.” Hipotesis ini memandu desain penelitian dan analisis statistik untuk menguji kebenarannya. Dengan hipotesis yang jelas, Anda dapat mengarahkan metodologi penelitian, memilih alat analisis yang tepat, dan menginterpretasikan hasil untuk menentukan apakah data mendukung atau menolak pernyataan tersebut.
Merumuskan Hipotesis (Jika Diperlukan)
Hipotesis adalah pernyataan prediktif yang dapat diuji melalui penelitian untuk menentukan kebenarannya. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis berfungsi sebagai dasar untuk menjelaskan potensi hubungan atau efek antara variabel-variabel yang diteliti. Misalnya, hipotesis dapat menyatakan bahwa “Peningkatan frekuensi olahraga berhubungan dengan penurunan tingkat stres.” Hipotesis ini membantu merancang eksperimen atau studi yang akan mengumpulkan data untuk mendukung atau menolak pernyataan tersebut. Dengan hipotesis yang jelas, peneliti dapat menetapkan metodologi, memilih alat analisis, dan menginterpretasikan hasil untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan yang diuji. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang hipotesis:
- Pernyataan Prediktif: Hipotesis menyatakan dugaan atau prediksi tentang bagaimana variabel-variabel tertentu akan berhubungan satu sama lain. Sebagai contoh, hipotesis dapat menyatakan bahwa “Peningkatan frekuensi latihan fisik akan mengurangi tingkat kecemasan pada individu dewasa.”
- Dapat Diuji: Hipotesis harus dapat diuji melalui metode penelitian yang sistematis. Ini berarti bahwa Anda harus dapat mengumpulkan data dan melakukan analisis untuk menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau salah. Misalnya, jika hipotesis Anda mengklaim bahwa ada hubungan positif antara dua variabel, Anda perlu data yang cukup untuk menguji klaim tersebut.
- Hubungan Antar Variabel: Hipotesis sering kali melibatkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Misalnya, hipotesis dapat menguji apakah ada hubungan sebab-akibat, korelasi, atau perbedaan antara kelompok. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis yang baik biasanya mencakup variabel independen (penyebab) dan variabel dependen (akibat).
- Jenis Hipotesis: Ada beberapa jenis hipotesis, termasuk hipotesis nol (H₀) dan hipotesis alternatif (H₁). Hipotesis nol biasanya menyatakan bahwa tidak ada efek atau hubungan antara variabel, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan bahwa ada efek atau hubungan. Penelitian biasanya bertujuan untuk menguji hipotesis nol untuk melihat apakah ada cukup bukti untuk menerima hipotesis alternatif.
- Rumuskan dengan Jelas: Hipotesis harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik. Pernyataan yang kabur atau tidak terdefinisi dengan baik dapat menyulitkan pengujian dan analisis. Misalnya, hipotesis “Penggunaan teknologi akan mempengaruhi hasil belajar siswa” lebih baik dipecah menjadi lebih spesifik seperti “Penggunaan aplikasi pembelajaran digital akan meningkatkan nilai matematika siswa dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional.”
Dengan merumuskan hipotesis yang jelas dan terukur, peneliti dapat menetapkan arah yang spesifik untuk desain penelitian dan metode analisis. Hipotesis yang baik membantu dalam mengarahkan fokus penelitian, memandu pemilihan alat dan teknik analisis yang tepat, serta memberikan struktur untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data. Misalnya, hipotesis yang menyatakan bahwa “Peningkatan jam tidur akan mengurangi tingkat kecemasan pada mahasiswa” memungkinkan peneliti untuk merancang eksperimen yang mengukur variabel tidur dan kecemasan, serta menerapkan metode statistik untuk menguji hubungan tersebut. Dengan demikian, hipotesis tidak hanya memperjelas tujuan penelitian tetapi juga menyediakan dasar untuk menarik kesimpulan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang diperoleh.
Tips:
- Rumuskan hipotesis yang jelas dan spesifik.
- Pastikan hipotesis dapat diuji melalui metode penelitian yang Anda pilih.
- Hipotesis harus didasarkan pada teori atau temuan dari penelitian sebelumnya.
Contoh hipotesis:
“Kebijakan transisi energi di Indonesia secara signifikan mengurangi kesenjangan akses energi di daerah pedesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan.”
5. Menyatakan Relevansi dan Kontribusi Penelitian
Selain memperkenalkan topik dan menetapkan tujuan, pendahuluan harus menyajikan relevansi dan kontribusi penelitian terhadap bidang studi yang lebih luas. Pada bagian ini, penulis harus menjelaskan mengapa penelitian ini penting dan bagaimana hasilnya akan menambah atau memperdalam pengetahuan yang ada. Ini melibatkan identifikasi kesenjangan dalam literatur yang ada dan menjelaskan bagaimana penelitian Anda akan mengisi kekosongan tersebut atau memberikan wawasan baru. Misalnya, jika penelitian Anda berfokus pada dampak kebijakan publik terhadap pendidikan, Anda harus menunjukkan bagaimana penelitian ini akan membantu memahami efek kebijakan tersebut secara lebih mendalam atau mengungkap implikasi yang belum dijelajahi. Dengan cara ini, pendahuluan tidak hanya menetapkan konteks tetapi juga menekankan pentingnya kontribusi penelitian Anda dalam memperkaya diskursus akademik dan praktis.
Penulis harus menjelaskan dengan jelas bagaimana penelitian mereka akan mengisi kekosongan yang ada dalam literatur dan memberikan kontribusi pada teori, kebijakan, atau praktik di lapangan. Hal ini membantu membangun justifikasi yang kuat bagi pembaca mengenai signifikansi dari penelitian tersebut. Penjelasan ini mencakup identifikasi kesenjangan atau batasan dalam penelitian sebelumnya, dan bagaimana penelitian Anda akan menawarkan pandangan baru, memperluas pemahaman, atau memperbaiki praktik yang ada. Misalnya, jika ada kekurangan dalam pemahaman tentang dampak spesifik dari suatu kebijakan terhadap kelompok tertentu, penelitian Anda harus menunjukkan bagaimana temuan baru ini dapat memperbaiki kebijakan tersebut atau memberikan dasar bagi teori yang lebih komprehensif. Dengan menyajikan kontribusi penelitian dengan cara ini, Anda membantu pembaca melihat nilai tambah dari studi Anda dan bagaimana hal itu berpotensi mempengaruhi bidang studi yang lebih luas.
Contoh penyataan relevansi dan kontribusi:
“Penelitian ini memberikan kontribusi baru dalam studi kebijakan energi dengan mengkaji implementasi keadilan transisi di Indonesia, negara berkembang dengan kebutuhan energi yang meningkat. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang cara kebijakan energi dapat diadaptasi untuk menciptakan transisi energi yang lebih adil di negara berkembang lainnya.”
6. Organisasi Penulisan
Organisasi penulisan dalam bagian pendahuluan disertasi berfungsi sebagai peta jalan bagi pembaca untuk memahami struktur keseluruhan dokumen dan bagaimana berbagai bagian disusun. Meskipun tidak selalu wajib, menambahkan ringkasan tentang organisasi penulisan dapat meningkatkan pemahaman pembaca mengenai alur penelitian. Dengan memberikan gambaran tentang urutan bab dan kontennya, Anda membantu pembaca mengetahui apa yang akan mereka temui dalam setiap bagian disertasi. Misalnya, Anda dapat menyebutkan bahwa bab pertama membahas latar belakang dan tujuan penelitian, bab kedua mengulas tinjauan pustaka, bab ketiga menjelaskan metodologi, dan seterusnya. Ini memudahkan pembaca untuk mengikuti argumen Anda dan memahami bagaimana setiap bagian berkontribusi pada keseluruhan penelitian. Penjelasan ini juga menunjukkan bahwa Anda telah merancang disertasi dengan struktur yang logis dan terorganisir, yang mencerminkan kejelasan dan kedalaman penelitian Anda. Berikut adalah cara menulis bagian ini:
- Uraikan Struktur Bab: Jelaskan secara singkat urutan bab atau bagian utama disertasi. Misalnya, Anda dapat menyebutkan bahwa disertasi dimulai dengan Pendahuluan, diikuti oleh Tinjauan Pustaka, Metodologi, Hasil Penelitian, Diskusi, dan Kesimpulan.
- Deskripsikan Isi Setiap Bab: Untuk memberikan konteks yang lebih jelas, uraikan apa yang akan dibahas di setiap bab. Sebagai contoh, dalam bab Tinjauan Pustaka, Anda mungkin menjelaskan bahwa bab ini akan mencakup tinjauan penelitian sebelumnya dan identifikasi gap dalam literatur.
- Jelaskan Hubungan Antar Bagian: Tunjukkan bagaimana setiap bab berhubungan satu sama lain dan bagaimana mereka berkontribusi pada keseluruhan argumen disertasi. Misalnya, bagaimana temuan dari bab Hasil Penelitian akan dibahas dan dianalisis dalam bab Diskusi untuk menjawab pertanyaan penelitian.
- Beri Gambaran Umum Alur: Berikan pembaca gambaran tentang bagaimana alur penelitian Anda akan berkembang dari satu bab ke bab berikutnya. Ini membantu pembaca memahami logika dan alur argumentasi disertasi secara keseluruhan.
Menambahkan ringkasan organisasi penulisan dalam pendahuluan disertasi tidak hanya mempermudah pembaca dalam mengikuti struktur disertasi, tetapi juga menunjukkan bahwa penulis memiliki rencana yang jelas dan terstruktur untuk penelitian mereka. Dengan memberikan gambaran umum tentang bagaimana setiap bab atau bagian disusun, pembaca dapat memahami bagaimana argumen dan temuan akan diatur dan dihubungkan sepanjang disertasi. Ini membantu dalam memetakan alur penelitian dan memperjelas hubungan antar bagian, yang pada gilirannya memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang konteks dan kontribusi penelitian. Selain itu, ringkasan ini mencerminkan profesionalisme dan keteraturan penulis, memperkuat kredibilitas penelitian yang dilakukan.
7. Tips Tambahan dalam Menulis Pendahuluan
- Konsistensi dan Kohesi: Pendahuluan harus memiliki alur yang logis dan kohesi yang baik, di mana setiap bagian terhubung secara mulus. Untuk memastikan konsistensi, gunakan transisi yang jelas antara paragraf dan topik, sehingga pembaca dapat mengikuti argumen dan informasi dengan mudah. Transisi yang efektif membantu membangun alur narasi yang menghubungkan bagian-bagian dari pendahuluan, dari pengenalan topik hingga penetapan tujuan penelitian. Kohesi ini penting untuk memastikan bahwa pendahuluan tidak hanya menyajikan informasi tetapi juga menghubungkannya secara koheren untuk membangun fondasi yang kuat bagi disertasi.
- Panjang yang Sesuai: Panjang pendahuluan harus disesuaikan dengan keseluruhan panjang disertasi, mencakup semua elemen penting tanpa bertele-tele. Pendahuluan yang efektif memberikan cukup detail untuk menjelaskan topik, latar belakang, tujuan, dan relevansi penelitian tanpa menyimpang dari fokus utama. Idealnya, pendahuluan harus cukup komprehensif untuk menetapkan konteks dan arah penelitian, tetapi tetap ringkas dan to the point, agar tidak membebani pembaca dengan informasi yang tidak relevan.
- Gaya Bahasa: Gunakan bahasa formal dan akademik yang jelas serta ringkas dalam menulis pendahuluan. Hindari jargon yang terlalu teknis atau istilah ambigu yang dapat membingungkan pembaca. Bahasa yang digunakan harus mampu menyampaikan informasi dengan tepat dan mudah dipahami, serta sesuai dengan standar akademik. Klaritas dalam penyampaian ide membantu pembaca memahami tujuan dan konteks penelitian tanpa kesulitan, yang penting untuk menciptakan kesan profesional dan kredibel.
- Referensi yang Tepat: Sertakan referensi yang relevan dan sesuai ketika menyebutkan penelitian atau data sebelumnya dalam pendahuluan. Referensi yang tepat memberikan dukungan dan kredibilitas pada klaim yang dibuat, serta membantu menempatkan penelitian Anda dalam konteks akademik yang lebih luas. Pastikan semua referensi diidentifikasi dengan benar dan sesuai dengan gaya penulisan yang ditetapkan. Ini tidak hanya mendemonstrasikan bahwa penelitian Anda berdasar pada literatur yang ada tetapi juga membantu pembaca untuk menemukan sumber-sumber yang relevan.
- Revisi dan Penyuntingan: Luangkan waktu untuk merevisi dan menyunting pendahuluan setelah menulisnya. Periksa kesalahan tata bahasa, ejaan, dan pastikan bahwa semua informasi akurat dan relevan. Proses revisi harus mencakup pengecekan alur logika, konsistensi informasi, dan kejelasan penyampaian. Penyuntingan yang menyeluruh membantu meningkatkan kualitas tulisan, memastikan bahwa pendahuluan tidak hanya bebas dari kesalahan tetapi juga efektif dalam menyampaikan tujuan dan konteks penelitian dengan jelas.
Kesimpulan
Menulis pendahuluan yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang topik, latar belakang, dan tujuan penelitian Anda. Struktur yang terorganisir dengan baik sangat penting untuk menyusun pendahuluan yang kuat. Pertama, memperkenalkan topik secara jelas dan ringkas membantu pembaca segera memahami fokus utama penelitian. Selanjutnya, menyajikan latar belakang memberikan konteks yang diperlukan, termasuk masalah yang diidentifikasi dan perkembangan penelitian sebelumnya. Menetapkan tujuan penelitian secara spesifik dan jelas penting untuk menggambarkan apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Merumuskan pertanyaan atau hipotesis yang relevan membantu mengarahkan metodologi dan analisis data. Terakhir, menjelaskan relevansi penelitian menunjukkan kontribusi studi terhadap bidang ilmu yang lebih luas. Pendahuluan yang efektif tidak hanya memberikan panduan yang jelas tentang arah penelitian tetapi juga menetapkan konteks yang memadai untuk menilai pentingnya dan kontribusi penelitian, memastikan bahwa pembaca dapat mengapresiasi nilai dan tujuan dari studi tersebut.